
Menurut dia, hingga September, ada 43 kasus penyakit difteri di Surabaya, 1 di antaranya meninggal, dan jumlah ini hampir sama dengan tahun lalu sebanyak 50 orang, 7 orang meninggal.
Jika ada pasien menderita penyakit difteri di suatu wilayah harus segera dilakukan ORI (Outbreak Respons Immunization). Pencegahan perlu segera karena penyakit mematikan itu disebabkan bakteri Coryne diphtheriae yang menyerang tenggorokan dan racunnya bisa mengenai jantung, ginjal, dan saraf belakang.
Vaksin yang digunakan untuk imunisasi difteri, tambah Esti, harus vaksin yang potensial. Vaksin ini tidak boleh disimpan atau dipindahkan sembarangan dan harus disimpan pada suhu 4 sampai 8 derajat celsius.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Mudjib Affan mengatakan, untuk mengatasi penyebaran difteri, pihaknya telah memberikan ORI secara gratis di seluruh puskesmas dan posyandu yang ada di Jawa Timur. Dia mengakui tingginya kasus difteri akibat masih minimnya kesadaran orangtua akan pentingnya imunisasi bagi anak. Padahal, setiap melahirkan, baik di bidan, rumah sakit, maupun puskesmas, setiap orangtua pasti dianjurkan untuk segera mengimunisasi anak mereka. (kompas.com)
0 komentar:
Post a Comment